feedburner
Masukkan email anda:

Delivered by FeedBurner

Sistem Imun 0

Label:


Sejak lahir setiap individu sudah dilengkapi dengan sistem pertahanan, sehingga tubuh dapat mempertahankan keutuhannya dari berbagai gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam tubuh (Baratawidjaya, 2002). Sistem imun dirancang untuk melindungi inang (host) dari patogen-patogen penginvasi dan untuk menghilangkan penyakit (Katzung, 2004). Sistem imun diklasifikasikan sebagai sistem imun bawaan (innate immunity system) atau sering juga disebut respon/sistem nonspesifik serta sistem imun adaptif (adaptive immunity system) atau respon/sistem spesifik, bergantung pada derajat selektivitas mekanisme pertahanan (Sherwood, 2001; Katzung, 2004).

  1. Sistem Imun Bawaan (innate immunity system)
    Sistem imun bawaan atau sistem imun nonspesifik adalah respon pertahanan inheren yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari invasi benda asing atau abnormal dari jenis apapun, walaupun baru pertama kali terpajan. Respon ini membentuk lini pertama pertahanan terhadap berbagai faktor yang mengancam, termasuk agen infeksi, iritan kimiawi, dan cedera jaringan yang menyertai trauma mekanis atau luka bakar (Sherwood, 2001), termasuk dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme. Sistem ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu (Baratawidjaya, 2002). Selain itu sistem imun ini memiliki respon yang cepat terhadap serangan agen patogen atau asing, tidak memiliki memori immunologik, dan umumnya memiliki durasi yang singkat (O’Gorman and Albert, 2008). Sistem imun nonspesifik terdiri atas pertahanan fisik/mekanik seperti kulit, selaput lendir, dan silia saluran napas yang dapat mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh; sejumlah komponen serum yang disekresikan tubuh, seperti sistem komplemen, sitokin tertentu, dan immunoglobulin alamiah; serta komponen seluler, seperti sel natural killer (NK), polymorphonuclear neutrophils (PMNs), sel makrofag, dan sel dendritik (O’Gorman and Albert, 2008).
    • Peptida antimikroba, Sejumlah peptida yang berkhasiat antimikroba dihasilkan oleh permukaan sel epitel, peptida ini memainkan peranan penting dalam mekanisme pertahanan lokal. ß-defensin salah satu peptida yang dihasilkan sel epitel, merupakan peptida tidak terglikosilasi, mengandung 35 asam amino amino dan 6 residu sistein. ß-defensin memiliki aktivitas antimikroba yang luas terhadap sejumlah mikroorganisme, termasuk bakteri Gram-positif dan Gram-negatif, jamur, dan virus (O’Gorman and Albert, 2008).
      Lisosim telah diketahui sebagai suatu peptida antimikroba yang ditemukan pada neutrofil dan diketahui dapat merusak peptidoglikan pada dinding sel bakteri. Histatin adalah suatu kelompok peptida kationik yang terdapat dalam saliva, memainkan peranan penting pada kesehatan oral dan memiliki efek antibakteri dan antifungi yang kuat (O’Gorman and Albert, 2008).

      Kulit yang utuh sulit dirusak oleh bakteri patogen, kekebalan ini akibat adanya peptida antimikroba, termasuk cathelicidin, defensin, and dermicidin. Peptida ini menunjukkan aksi yang dapat langsung menghambat pertumbuhan patogen. Psoriasin adalah peptida lain yang ditemukan dikulit, dan menunjukkan aktivitas bakterisid terhadap Escherichia coli dan juga terhadap organisme yang dapat mendiami kulit (O’Gorman and Albert, 2008).
    • Sistem KomplemenSistem Komplemen adalah komponen immunitas bawaan lainnya yang penting. Sistem ini terdiri dari 30 protein-protein dalam serum atau di permukaan sel-sel tertentu. Aktivasi sistem komplemen mengasilkan suatu reaksi biokimia yang akan melisiskan dan merusak sel asing atau sel tak berguna. Tanpa aktivasi, komponen dari sistem komplemen bertindak sebagai proenzim dalam cairan tubuh. Ketika diaktivasi, akan menghasilkan sejumlah fragmen komplemen reaktif secara biologis. Fragmen komplemen tersebut akan memodulasi bagian lain dari sistem imun dengan cara terikat secara langsung pada T limfosit dan sumsum tulang penghasil limfosit (B limfosit) pada sistem imun adaptif dan juga menstimulasi sintesis dan pelepasan sitokin (O’Gorman and Albert, 2008). Komponen komplemen juga dapat meningkatkan fagositosis makrofag dan neutrofil dengan bekerja sebagai opsionin (Sherwood, 2001)
    • Antibodi alamiah (immunoglobulin)Antibodi alamiah didefinisikan sebagai antibodi pada individu normal dan sehat yang belum distimulasi oleh antigen eksogen. Antibodi alamiah ditemukan dalam kadar rendah dalam serum dan termasuk antibodi dengan afinitas rendah. Antibodi alamiah yang ditemukan dalam kadar tinggi dalam serum adalah kelompok IgM. Antibodi ini dihasilkan B limfosit primitif, yang sering disebut B-1 limfosit. Antibodi alamiah memainkan peran penting sebagai pertahanan lini pertama terhadap patogen dan beberapa tipe sel, termasuk prakanker, kanker, sisa pecahan sel, dan beberapa antigen (O’Gorman and Albert, 2008).
    • Toll-Like Receptors (Reseptor Toll-like)Toll-Like Receptors (TLRs) ditemukan pada sel fagosit, termasuk fagosit mononuklear, monosit yang bersirkulasi, makrofag jaringan, dan sel endotel, dan merupakan komponen penting dalam sistem imun bawaan. TLRs merupakan kelompok reseptor pada permukaan sel pada beberapa tipe sel yang berfungsi untuk mengenali komponen molekular tertentu dari mikroorganisme dan isyarat bahwa mikroba telah menembus pertahan tubuh. TLRs berperan sebagai responder pertama pada mamalia untuk mengenal adanya serangan patogen, mereka juga menghasilka respon inflamasi sebagai usaha untuk menghilangkan agen panginfeksi. Terdapat tidak kurang 10 TLRs pada manusia dan resptor ini mampu untuk mendeteksi dalam rentang yang lebar berbagai ligan mikroba. TLRs berfungsi untuk mengekang infeksi akut dengan mengaktifasi dan mengatur secara cepat respon-respon efektor dalam sistem imun bawaan, termasuk pelepasan sitokin dan kemokin inflamasi, melepaskan bahan oksidatif di sel fagosit, seperti halnya aktifasi berbagai peptida kationik. TLRs juga berpengaruh secara kuat dan moderat pada sistem imun adaptif melalui induksi molekul dan sitokin-sitokin yang berkaitan dengan reaktifitas limfosit-T dan B (O’Gorman and Albert, 2008).
    • Fagositosis, Fagositosis adalah suatu proses ingesti partikel oleh sel, fagositosis dilakukan terutama oleh fagosit mononuklear, neutrofil, dan dalam jumlah kecil oleh eosinofil. Fagosit mononuklear terdiri dari monosit dalam sirkulasi darah dan makrofag yang terdapat di dalam jaringan tubuh, fagosit mononuklear dihasilkan oleh sel induk (steam cell) di dalam sumsum tulang, mengalami proliferasi dan dilepaskan ke dalam darah sesudah melalui periode monoblast, promonosit, dan monosit. Monosit berada di dalam darah dalam waktu singkat untuk kemudian bermigrasi ke tempat kerja utama di jaringan dan berdiferensiasi menjadi makrofag (Bellanti, 1993). Setelah sebuah fagosit memasukkan benda sasaran, terjadi fusi lisosom dengan membran yang membungkus partikel dan mengeluarkan enzim-enzim hidrolitik, sehingga partikel dapat diuraikan (Sherwood, 2001). Selain itu, O’Gorman and Albert mengunngkapkan bahwa mikroba yang difagositosis akan menstimulasi produksi radikal superoxida dan oksigen reaktif lainnya, yang merupakan bahan mikrobisidal yang poten. Partike-partikel yang tidak dapat diuraikan disimpan tanpa batas waktu dalam sel fagositik. Pada kenyataannya, bakteri tertentu terutama penyebab tuberkulosis, dapat diingesti tetapi tidak dapat dihancurkan karena bakteri resisten terhadap zat-zat kimiawi lisosom, mikroorganisme tersebut baru menimbulkan penyakit apabila dibiarkan lolos (Sherwood, 2001).
    • Sitokin dan Kemokin (Cytokine and chemokine), Sitokin dan kemokin adalah polipeptida yang memiliki fungsi penting dalam regulasi semua fungsi sistem imun. Sitokin berperan dalam menentukan respon imun alamiah dengan cara mengatur atau mengontrol perkembangan, differensiasi, aktifasi, lalulintas sel imun, dan lokasi sel imun dalam organ limfoid. Sitokin merupakan suatu kelompok“messenger intrasel” yang berperan dalam proses inflamasi melalui aktifasi sel imun inang. Sitokin Juga memainkan peran penting dalam atraksi leukosit dengan menginduksi produksi kemokin, yang kita kenal sebagai mediator poten untuk inflamasi sel. Sitokin dan kemokin menghasilkan hubungan kompleks yang dapat mengaktifkan atau menekan respon inflamasi (O’Gorman and Albert, 2008). Telah dikenal lebih 30 sitokin. Sebagian besar sel sistem imun dan beberapa sel lainnya melepaskan sitokin. Interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor-a (TNF-a) contoh sitokin yang berperan penting dalam merespon infeksi bakteri, keduanya merupakan polipeptida berbobotmolekul kecil yang memiliki efek yang luas dalam berbagai reaksi dalam tubuh, termasuk respon imunologi, inflamasi, dan hematopoiesis (O’Gorman and Albert, 2008).
    • Natural Killer Cells (Sel Natural Killer), Sel Natural Killer (NK) diketahui secara morfologi mirip dengan limfosit ukuran besar dan dikenal sebagai limfosit granular besar. Sekitar 10–15% limfosit yang beredar pembuluh darah tepi adalah sel NK. Sel NK memainkan peran penting pada respon dan pengaturan imun bawaan. Sel NK mengenal dan melisiskan sel terinfeksi patogen dan sel kanker. Sel NK melisiskan sel dengan melepaskan sejumlah granul sitolitik di sisi interaksi dengan target. Komponen utama granul sitolitik adalah perforin. Sel NK juga menghasilkan sitokin dan kemokin yang digunakan untuk membunuh sel target, termasuk IFN-?, TNF-a, IL-5, dan IL-13.
    • Imunitas humoral ditengahi oleh sekelompok limfosit yang berdiferiensasi di sumsum tulang, jaringan limfoid sekunder yaitu meliputi limfonodus, limpa dan nodulus limfatikus yang terletak di sepanjang saluran pernafasan, pencernaan dan urogenital. Adanya rangsangan antigen sel B akan berkembang menjadi sel plasma dan membentuk antibodi. (Bellanti, 1993) Antibodi adalah imunoglobulin (Ig) yang merupakan golongan protein yang dibetuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi sel B akibat adanya kontak dengan antigen. Antibodi yang terbentuk secara spesifik ini akan mengikat antigen sejenis yang baru lainnya. Bila protein serum tersebut dipisahkan dengan cara elektroliferesis, maka imunoglobulin ditemukan terbanyak dalam fraksi globulin gamma, meskipun ada beberapa immunoglobulin yang juga ditemukan dalam fraksi globulin alfa dan beta. Dua fragmen imunoglobulin yang identik disebut Fab yang merupakan bagian imunoglobulin yang mengikat antigen serta bereaksi dengan determinan antigen dan hapten. Bagian tunggal imunoglobulin disebut Fc oleh karena mudah dikristalkan (c = crystalible). Imunoglobulin G (IgG) merupakan komponen utama imunoglobulin serum, dengan berat molekul 160.000. Kadarnya dalam serum sekitar 13 mg/mL, merupakan 75% dari semua imunoglobulin. IgG dan komplemen bekerja saling membantu sebagai opsonin pada pemusnahan antigen. IgG juga berperanan pada imunitas selular, karena dapat merusak antigen selular melalui interaksi dengan system komplemen atau melalui efek sitolitik killer cell (sel K), eosinofil, neutrofil, yang semuanya mengandung reseptor untuk Fc dari IgG. Sel K merupakan efektor antibody dependent cellular cytotoxicity cell (ADCC). ADCC tidak hanya merusak sel tunggal, tetapi juga mikroorganisme multiselular seperti telur skistosoma. Peranan efektor ADCC ini penting pada penghancuran kanker, penolakan transplan dan penyakit autoimun, sedang ADCC melalui neutrofil dan eosinofil berperan pada infestasi parasit. Kadar IgG meninggi pada infeksi penyakit kronis dan penyakit autoimun.
    • Imunitas selular (cellular immunity), Sel T mengalami perkembangan dan pematangan dalam organ timus. Dalam timus, sel T mulai berdiferensiasi dan memperoleh kemampuan untuk menjalankan fungsi farmakologi tertentu. Berdasarkan perbedaan fungsi dan kerjanya, sel T dibagi dalam beberapa subpopulasi, yaitu sel T sitotoksik (Tc), sel T penindas atau supresor (Ts) dan sel T penolong (Th). Perbedaan ini tampak pula pada permukaan sel-sel tersebut.


  2. Sistem Imun Adaptif (adaptive immunity system)Sistem Imun Adaptif atau sistem imun nonspesifik mempunyai kemampaun untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Sistem imun adaptif memiliki beberapa karakteristik, meliputi kemampuan untuk merespon berbagai antigen, masing-masing dengan pola yang spesifik; kemampuan untuk membedakan antara antigen asing dan antigen sendiri; dan kemampuan untuk merespon antigen yang ditemukan sebelumnya dengan memulai respon memori yang kuat (Katzung, 2004). Terdapat dua kelas respon imun spesifik :
    • Imunitas humoral (Humoral immunity), Imunitas humoral ditengahi oleh sekelompok limfosit yang berdiferiensasi di sumsum tulang, jaringan limfoid sekunder yaitu meliputi limfonodus, limpa dan nodulus limfatikus yang terletak di sepanjang saluran pernafasan, pencernaan dan urogenital. Adanya rangsangan antigen sel B akan berkembang menjadi sel plasma dan membentuk antibodi. (Bellanti, 1993). Antibodi adalah imunoglobulin (Ig) yang merupakan golongan protein yang dibetuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi sel B akibat adanya kontak dengan antigen. Antibodi yang terbentuk secara spesifik ini akan mengikat antigen sejenis yang baru lainnya. Bila protein serum tersebut dipisahkan dengan cara elektroliferesis, maka imunoglobulin ditemukan terbanyak dalam fraksi globulin gamma, meskipun ada beberapa immunoglobulin yang juga ditemukan dalam fraksi globulin alfa dan beta. Dua fragmen imunoglobulin yang identik disebut Fab yang merupakan bagian imunoglobulin yang mengikat antigen serta bereaksi dengan determinan antigen dan hapten. Bagian tunggal imunoglobulin disebut Fc oleh karena mudah dikristalkan (c = crystalible). Imunoglobulin G (IgG) merupakan komponen utama imunoglobulin serum, dengan berat molekul 160.000. Kadarnya dalam serum sekitar 13 mg/mL, merupakan 75% dari semua imunoglobulin. IgG dan komplemen bekerja saling membantu sebagai opsonin pada pemusnahan antigen. IgG juga berperanan pada imunitas selular, karena dapat merusak antigen selular melalui interaksi dengan system komplemen atau melalui efek sitolitik killer cell (sel K), eosinofil, neutrofil, yang semuanya mengandung reseptor untuk Fc dari IgG. Sel K merupakan efektor antibody dependent cellular cytotoxicity cell (ADCC). ADCC tidak hanya merusak sel tunggal, tetapi juga mikroorganisme multiselular seperti telur skistosoma. Peranan efektor ADCC ini penting pada penghancuran kanker, penolakan transplan dan penyakit autoimun, sedang ADCC melalui neutrofil dan eosinofil berperan pada infestasi parasit. Kadar IgG meninggi pada infeksi penyakit kronis dan penyakit autoimun.
    • Imunitas selular (cellular immunity), Sel T mengalami perkembangan dan pematangan dalam organ timus. Dalam timus, sel T mulai berdiferensiasi dan memperoleh kemampuan untuk menjalankan fungsi farmakologi tertentu. Berdasarkan perbedaan fungsi dan kerjanya, sel T dibagi dalam beberapa subpopulasi, yaitu sel T sitotoksik (Tc), sel T penindas atau supresor (Ts) dan sel T penolong (Th). Perbedaan ini tampak pula pada permukaan sel-sel tersebut.


Artikel ini bersumber dari Kanda Amirullah,S.Farm.,Apt
READ MORE - Sistem Imun

Oxidant and Antioxidant 0

Label:


Free radicals are a type of highly reactive molecules that have unpaired electrons. These molecules can be generated from the process of radiation or from the metabolic process. To stabilize, these free radicals quickly capture electrons from other compounds. Compounds that was attacked and then became a free radical itself, which continues to attack the other compounds and form a chain reaction, causing the disintegration of the cell membrane and cell components, including fat, potein, and nucleic acids. Free radicals can cause the majority of endogenous damage in biological systems. Damage of this type is often associated with various degenerative diseases and disorders such as cancer, heart-vessel disease (cardiovascular), lowering the immune system, and accelerate the aging process. Besides damaging living cells, free radicals are also the main cause of food quality changes through the oxidation of lipids, which in turn result in quality and the food organoleptis. Therefore, providing an antioxidant should be able to produce therapeutic effects and maintain the freshness of food products.

Simply stated as antioxidant compounds that can inhibit or prevent the oxidation. Antioxidants have the ability to provide electrons, binding and end the chain reaction of free radical damage. Antioxidants are used and recycled by other antioxidants to prevent the free radicals (for herself) or stay in shape but with a structure that can not damage other molecules. Recent research states that in addition of synthetic antioxidants are able to produce anti-cancer properties also encourage the formation of tumors. See contradictions occur, the application and development of natural antioxidants much attention.

Type of flavonoids and phenol compounds are the largest contributor of antioxidant activity, other active compoundsThese compounds may work independently or synergistically. One of the many natural materials containing phenolic compounds and various types of vitamins that is a natural antioxidant ingredients are mulberry leaves.
READ MORE - Oxidant and Antioxidant

Fotosintesis 0

Label:

Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang FlandriaBelgia), melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air. Tapi pada tahun 1720, ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia berpendapat faktor itu adalah udara. (sekarang bagian dari

Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan.

Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley. Ia menemukan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak".

Akhirnya di tahun 1796, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang “dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan "pemulihan" udara. Ia menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan (seperti glukosa).


Fotosintesis berasal dari kata foton=cahaya dan sintesis=penyusunan, Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbondioksida) dengan bantuan energi cahaya.

Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi kehidupan organisme di bumi. proses fotosisntesis berlangsung pada tumbuhan yang berklorofil, yaitu tumbuhan hijau. Pada tumbuhan hijau terdapat organel yang disebut dengan plastida. Plastida mengandung kloroplas, yaitu organel yang mengandung DNA dan mengjhasilkan korofil. Klorofil biasanya berkaitan dengan protein sehingga dapat diekstraksi dari daun tumbuhan dengan alkohol atau aseton dan dimurnikan dengan cara kromatografi.


Proses fotoseintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen fotosintesis . Pigmen fotosintesis yang dapat mengabsorbsi matahari dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu:
Klorofil, mampu menangkap cahaya dan panjang gelombang 400-500 nm (warna hijau dan biru) dan 600-700 (jingga dan merah), klorofil bersiat memantulkan cahaya dan panjang gelombang 500-600 nm (hijau) sehingga tumbuhan yang berklorofil akan tampak berwarna hijau.
Karotenoid, mampu menangkap cahaya dengan panjang gelombang 400-500 nm. Tumbuhan yang memiliki karotenoid akan tampak berwarna kuning, jingga atau merah karena pigmen ini bersifat menentukan warna-warna tersebut.
Fikobilin, terutama dimiliki oleh kioro bakteri dan ganggang merah, mampu mengabsorbsi cahaya dengan panjang gwlombang 450-650 nm.
Hal-hal penting lainnya yang diperlukan dalam proses fotosintesis adalah air,dan mineral reaksi yang terjadi didalam fotosintesis adalah perubahan karbondioksida dan air menjadi glukosa. Tanpa air reaksi fotosintesis tidak akan berlangsung, Disamping itu, jika kekurangan air tanaman akan mengalami gangguan fisiologis yang mempu menghambat reaksi-reaksi metabolisme yang terjadi dalam tanaman tersebut termasuk proses fotosintesis. Mineral seperti magnesium dan besi berperan menyusun molekul klorofil, jika kekurangan mineral tanaman tersebut akan mengalami gangguan dalam melakukan fotosintesis.

Dari hasil penelitian Van Nicl (1913) menyatakan bahwa fotosintesis berlangsung dalam 2 tahap, tahap pertama merupakan filokimia atau reaksi terang dan tahap kedua merupakan reasi termokimia atau reaksi gelap.
Reaksi Terang
Reaksi terang terjadi jika ada cahaya matahari dan berlangsung di dalam bagian grana. Pada reaksi erjadi penyerapan energi matahari oleh klorofil untuk semua diubah menjadi energi kimia. Energi kimia ini tersimpan dalam 2 jenis molekul berenergi tinggi yaitu ATP dan NADPH. pada saat reaksi terang terjadi fotolisis yaitu pengurangan air oleh cahaya yang dihasilkan ion hidrogen dan oksigen.
Reaksi gelap
Reaksi gelap dapat berlangsung baikdengan atau tanpa cahaya. Reaksi ini terjadi dalam bagian grana. pada reaksi gelap. ATP dan NADPH yang dihasilkan pada reaksi terang digunakan sebagai energi untuk mereduksi karbodioksida dan menjadi glukosa.


sebagian artikel diatas bersumber dari "http/wikipedia.com"

READ MORE - Fotosintesis

Apa itu sel...??? 3

Label:

Sel adalah satuan struktur fungsi fisiologi yang terkecil dari semua organisme hidup. sel sangat erat kaitannya dengan kehidupan karena sel merupakan suatu penyusunan makhluk hidup yang terkecil. sel merupakan satu kesatuan biologi terkecil yang masih memiliki ciri-ciri kehidupan. Salah satunya yaitu sel dapat hidup sendiri atau memiliki potensi untuk itu, sel akan memberikan respon terhadap perubahan di lingkungan, sel juga mempunyai kemampuan untuk berproduksi.

Kata sel pertama kali diungkapkan oleh Robert Hooke (1965) untuk menunjukkan ruangan-ruangan kecil dalam tiap-tiap jaringan halus yang dilihat melalui mikroskop sederhana. Baru kemudian, yaitu pada permulaan abad 19 Lorenzo Oken, Mathiassa Scheiden, Theodor Schwann dan Rudolf Virchow mengemukakan teori sel.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL

Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).

1. Selaput Plasma (Plasmalemma)

Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).

Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:
Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer

Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).

Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.

Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.

Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).

Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain

Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.

2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.

Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.

Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).

Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan

Organel Sel tersebut antara lain :

a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)

Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.

Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

c. Miitokondria (The Power House)
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista

Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".

d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.

e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.

Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.

J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),
terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
Proteoplas (untuk menyimpan protein).

2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan
klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.

3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
Karotin (kuning)
Fikodanin (biru)
Fikosantin (kuning)
Fikoeritrin (merah)

h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas

Vakuola berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati

Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.

i. Mikrotubulus

Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.

j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.

k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

3. Inti Sel (Nukleus)

Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).

Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :

Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
pada bakteri, ganggang biru.
Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).

Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.


sebagian artikel diatas bersumber dari "http://free.vlsm.org"
READ MORE - Apa itu sel...???

Prak. Biologi Sel dan Molekuler 4

Label:

Yooo... setelah sekian lama blog ini aku aktifkan kembali, maaf ya.... kali ini saya akan memberikan bocoran sedikit mengenai materi-materi yang ada pada praktikum Biologi Sel dan Molekuler, mulai dari alat, bahan serta contoh-contoh hasil pengamatan yang tentunya berguna untuk dijadikan referensi laporan kamu (ingat ini sebagai referensi lho...!!)

Biologi Sel dan Molekuler.... praktikum materi ini meliputi pengamatan terhadap Sel hidup dan sel mati, organel-organel sel, benda-benda ergastik dan Proses fotosintesis, praktikum ini di peruntukkan bagi mahasiswa semester pertama sebagai mata kuliah wajib, oleh sebab itu saya dengan senang hati sedikit memberikan petunjuk kepada adik-adik (hahaay...) bagaimana sebenarnya proses kegiatan praktikum ini, saya akan membahasnya satu persatu sesuai dengan percobaannya...

Percobaan I Sel Hidup dan Sel Mati
Maksud percobaan ini yaitu, untuk mengetahui berbagai macam bentuk sel, baik itu bagian-bagiannya seperti fungsi, dan struktur dari berbagai bahan yang digunakan. Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk melihat beberapa bentuk sel, juga untuk dapat melihat bagian-bagian sel hidup dan sel mati pada sampel yang digunakan yaitu Bawang merah (Alium cepa), Hidrilla (Hydrilla verticillata), Empulur Ubi kayu (Manihot Utillisima), Kapuk randu (Caiba petranda), dan Kapas (Gossypium sp.). cara pengerjaan percobaan ini adalah sebagi berikut:

Bawang Merah(Alium cepa)
Diambil sehelai tipis lapisan umbi tersebut kemudian diletakkan di atas objek gelas lalu ditetesi air menggunakan pipet tetes selanjutnya di tutup dengan dek gelas selanjutnya diamati menggunakan mikroskop.

Daun Hidrilla (Hydrilla verticillata)
Diambil sehelai daun masih segar,
diletakkan di atas objek gelas lalu ditetesi air menggunakan pipet tetes selanjutnya di tutup dengan dek gelas selanjutnya diamati menggunakan mikroskop.

Empulur Ubi kayu (Manihot utillisima)
Diambil potongan tipis penampang melintang empulur ubi kayu,
diletakkan di atas objek gelas lalu ditetesi air menggunakan pipet tetes selanjutnya di tutup dengan dek gelas selanjutnya diamati menggunakan mikroskop.

Kapuk randu (Caiba petranda) dan Kapas (Gossypium sp.)
Diambil beberapa helai kemudian
diletakkan di atas objek gelas lalu ditetesi air menggunakan pipet tetes selanjutnya di tutup dengan dek gelas selanjutnya diamati menggunakan mikroskop.

Terakhir, semua hasil pengamatan yang telah diamati menggunakan mikroskop digambar serta diberi warna sesuai dengan yang diamati dan dilengkapi dengan keterangan bagian-bagian hasil pengamatan.

Percobaan II Organel-organel Sel
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui moorfologi dari beberapa organel-organel sel, adapun tujuannya adalah untuk melihat dan mengamati morfologi dari organel Mitokondria dan badan Golgi serta struktur yang ada didalamnya. Prinsip percobaan ini yaitu preparat diletakkan di bawah mikroskop kemudian diamati bagian-bagian sampel dan didokumentasikan lengkkap beserta keterangannya. Cara pengerjaannya,preparat sampel yg disiapkan oleh laboratorium diamati menggunakan mikroskop kemdian diamati bentuk-bentuk morfologi dari mitokondria dan badan golgi dengan menggunakan mikroskop.

Percobaan III Benda-benda Mati (Ergastik)
Maksud percobaan ini yaitu untuk mengetahui benda-benda mati (benda ergastik) dalam sel baik dari segi struktural maupun fungsional dari berbagai jenis tumbuhan, adapun tujuannya untuk megetahui adanya benda-benda mati (benda ergastik) dalam sel tumbuhan, prinsip percobaan ini untuk mengetahui adanya sel mati dan sel hidup di dalam berbagai jenis tumbuhan dan mengetahui keberadaan benda-benda mati (ergastik) salam sel tumbuhan. Sampel yang digunakan pada percobaan kali ini adalah Bayam (Amaranthus sp), tangkai daun Pepaya (Carica papaya), daun bunga Pukul empat (Mirabilis jalapa), Kentang (Solanum tuberosum), Ubi kayu (Manihot utillisima), Beras (Oryza sativa), Lidah buaya (Aloe vera), Jeruk (Cytrus sp.). Cara pengerjaan percobaan ini sebagai berikut:
Bayam (Amaranthus sp)
Disiapkan alat dan bahan, diambil tangkai daun Bayam kemudian diiris membujur, lalu diletakkan di atas objek gelas dan ditetesi dengan aquadest sebanyak satu tetes kemudian ditutup dengan dek gelas. Setelah itu diamati menggunakan mikroskop.
Pepaya (Carica papaya)
Disiapkan alat dan bahan, diambil tangkai daun Pepaya kemudian diiris membujur, lalu diletakkan di atas objek gelas dan ditetesi dengan aquadest sebanyak satu tetes kemudian ditutup dengan dek gelas. Setelah itu diamati menggunakan mikroskop.
Daun bunga Pukul empat (Mirabilis jalapa)
Disiapkan alat dan bahan, diambil sehelai daun bunga Pukul empat kemudian diiris membujur, lalu diletakkan di atas objek gelas dan ditetesi dengan aquadest sebanyak satu tetes kemudian ditutup dengan dek gelas. Setelah itu diamati menggunakan mikroskop.
Kentang (Solanum tuberosum)
Disiapkan alat dan bahan, diambil umbi Kentang kemudian dibelah dua, pada permukaan belahan kentang ditusuk-tusuk dengan menggunakan jarum preparat sampai mengeluarkan cairan, cairan tersebut lalu diletakkan di atas objek kemudian ditutup dengan dek gelas. Setelah itu diamati menggunakan mikroskop.
Ubi kayu (Manihot utillisima)
Disiapkan alat dan bahan, diambil umbi ubi kayu kemudian dibelah dua, pada permukaan belahan ditusuk-tusuk dengan menggunakan jarum preparat sampai mengeluarkan cairan, cairan tersebut lalu diletakkan di atas objek kemudian ditutup dengan dek gelas. Setelah itu diamati menggunakan mikroskop.
Beras (Oryza sativa)
Disiapkan alat dan bahan, diambil beras yang sudah dihaluskan (tepung beras) lalu diletakkan secukupnya secara tipis di atas objek kemudian ditutup dengan dek gelas. Setelah itu diamati menggunakan mikroskop.
Lidah buaya (Aloe vera)
Disiapkan alat dan bahan, diambil lendir Lidah buaya lalu diletakkan di atas objek kemudian ditutup dengan dek gelas. Setelah itu diamati menggunakan mikroskop.
Jeruk (Cytrus sp.)
Disiapkan alat dan bahan, diambil kulit buah jeruk, diiris melintang setipis mungkin lalu diletakkan di atas objek kemudian ditutup dengan dek gelas. Setelah itu diamati menggunakan mikroskop.

Percobaan IV Proses Fotosintesis Tumbuhan
Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan, dan tujuanya adalah untuk mengamati adanya pelepasan oksigen, adanya pengikatan karbondioksida, dan untuk membuktikan bahwa pada proses fotosintesis menghasilkan amilum. Pada percobaan ini dilakukan tiga metode yaitu:
percobaan Ingenhouz: Gelas piala diisi dengan aquadest dan dimasukkan tumbuhan Hydrilla (Hydrilla verticillata) ke dalamnya,corong dimasukkan dalam gelas piala dengan keadaan terbalik sedemikian rupa sehingga semua tumbuhan Hydrilla berada di bawah corong. pangkal corong ditutup dengan tabung reaksi terbalik yang berisi air, kemudian ditempatkan di dekat sumber cahaya yang mempunyai intensitas tinggi (lampu), setelah beberapa saat diamati, maka akan terjadi gelembung-gelembung udara yang terkumpul di atas tabung reaksi. itu berarti dalam percobaan ini fotosisntesis menghasilkan oksigen.
Percobaan Sachs: Sebagian permukaan daun Mangga (Mangga idince) segar yang dipetik pada pagi hari ditutup dengan alumunium foil dan dijepit rapat dan dibiarkan selama 3 hari. setelah itu dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan air panas hingga daun tersebut layu, kemudian daun tersebut diangkat dan dimasukan lagi kedalam alkohol mendidih hingga klorofilnya larut, diangkat dan dimasukkan lagi ke dalam wadah yang berisi larutan iodium selama beberapa saat untuk membuktikan adanya amilum, selanjutnya dibilas dengan air mengalir agar larutan iodiumnya hilang.
Percobaan Asimilasi Karbon: Disiapkan tiga buah tabung reaksi, kemudian tabung pertama diisi dengan air matang + Hydrilla, tabung kedua diisi dengan air suling + Hydrilla, tabung ketiga diisi dengan air matang + Soda kue + Hydrilla, kemudian semua tabung di letakkan di bawah sinar matahari/lampu berintensitas tinggi. Diamati gelembung-gelembung yang muncul.

Demikian sedikit bocoran mengenai materi kegiatan praktikum di Biologi Sel dan Molekuler, tentunya hasil pengamatan yang akan didapatkan sesuai dengan perlakuan teman-teman pada saat praktikum nantinya... saran saya adalah ikuti asistensi yang diberikan oleh asisten percobaan yang bersangkutan karena teman-teman akan lebih mudah memahami pengerjaannya pada saat di laboratorium nanti, yang terpenting perbanyak konsultasi dengan asisten atau senior untuk menembah pengetahuan. Kalau memungkinkan saya akan memposting contoh laporan lengkap praktikum Biologi Sel dan Molekuler di masa mendatang nanti..... yupz... sampai jumpa di Lab yaa.....
READ MORE - Prak. Biologi Sel dan Molekuler

Farmasi...??? susah gak ya...??? 1


Mungkin bagi kamu yang kuliah ngambil jurusan ini sudah tau gimana seluk beluk di kefarmasian, itupun bagi yang telah menjalani beberapa semester, kerennya senior gitu... tapi buat yang baru masuk tentunya bingung sebenarnya apa sih yang didapat atau apa sih yang dipelajari mengingat mahasiswa baru itu terbiasa pada sistem pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas.. disini saya cuma akan membahas bagaimana sebaiknya menghadapi pekuliahan dan praktikum di jurusan farmasi terkhusus pada mahasiswa baru. jurusan farmasi itu sendiri terdiri dari teori dan praktikum dimana teori bisa didapatkan pada saat proses perkuliahan maksudnya face to face dengan dosen pada bidang mata kuliah bersangkutan, ini tidak jauh berbeda pada waktu sekolah tapi bukan berarti tidak berbeda sama sekali perkuliahan teori ini sebenarnya diserahkan kepada kamu sendiri mau masuk atau tidak yang pasti tidak ada paksaan dari dosen bersangkutan tetapi ada konsekwensinya yaitu tentunya nilai kamu jebol atau error, kesimpulan untuk perkuliahan terorinya it's up to you...
Nah, sekarang praktikumnya, inilah yang sering membuat mahasiswa menjadi stress malahan banyak yang pindah jurusan (stress berat tuh...!) pada dasarnya praktikum disemester awal adalah mata kuliah dasar seperti kimia dasar, fisika dasar, biologi dasar dll. Praktikum-praktikum ini diserahkan kepada mahasiswa tingkat lanjut atau biasa disebut asisten, jadi asisten-asisten ini diseleksi oleh pihak fakultas berdasarkan parameter-parameter yang telah ditentukan jadi tidak asal dipilih, yang pastinya kompetenlah dibidangnya masing-masing. karena asisten ini diseleksi dari mahasiswa tingkat lanjut kamu akan mempunyai banyak kesempatan berkomunikasi dengan mereka, kenali mereka dan sering-seringlah sharing mengenai permasalahn yang kamu hadapi dalam praktikum agar bagi kamu yang baru bisa mengetahui informasi-inormasi praktikum bersangkutan. Prosedur praktikum itu sendiri didasarkan atas asistensi, respon, kehadiran, keaktifan, laporan dan ujian praktikum dimana jika mahasiswa yang ikut serta dalam praktikum kemudian tidak mengikuti salah satu prosedur diatas ya... siap-siap saja menghadapi kemungkinan terburuk dalam hidupnya... maksudnya teguran dari asisten atau tidak lulus dalam praktikum tersebut dan konsekwensinya mengulang pada tahun berikutnya... Nah inilah sedikit gambaran umum mengenai aktifitas akademik di farmasi, satu hal yang perlu kamu ingat jangan putus asa dan pantang menyerah, sesulit apapun permasalahan yang kamu hadapi banyak solusi yang bisa kamu cari, istilahnya banyak jalan menuju roma...
READ MORE - Farmasi...??? susah gak ya...???